ARTI SEBUAH PERSAHABATAN
By Dadan Ramdani (Cimerak, 09 September 2009)
Sahabat. Apa sih arti dari sebuah persahabatan? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau ke mana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat aku bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas di mana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.
Terkadang aku dengan enteng menyebut, dia itu sahabatku. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabatku yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, aku bingung jawabnya. Dari situ aku berpikir, apa aku ini sahabat yang baik? Apa aku pantas disebut sahabat? Karena aku menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu aku memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy (keleluasaan pribadi) ke sahabat-sahabatku. Aku lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabatku. Bukannya aku orang yang nggak peduli dan nggak mau tahu, tapi menurut aku persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tahu tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut.
Hanya itu arti persahabatan?
Suatu hari aku menyatakan A adalah sahabatku. Ketika A ditanyakan, siapa sahabat kamu, A menjawab B, C, D, namun tidak menyebutkan nama aku. Dari sini aku mencoba memikir ulang. Apakah aku bukan termasuk sahabatnya? Apa aku bukan sahabat yang baik? Hal ini sering terbesit dalam pikiranku, teman aku banyak. Aku pergi dengan teman-teman yang berbeda. Namun apakah mereka adalah sahabat aku? Karena terkadang teman itu berbeda dengan sahabat.
Ada seorang sahabat aku mengirim sms pernyataan, “Aku nggak berharap untuk jadi orang yang terpenting dalam hidup kamu, itu permintaan yang terlalu besar. Aku cuma berharap suatu hari nanti kalau dengar nama aku, kamu bakal tersenyum dan bilang, dia sahabat aku.” Itu benar-benar merasuk ke hatiku. Itulah kata-kata yang aku cari. Aku tidak butuh pernyataan apa-apa. Tapi ketika ada orang menyebutkan nama aku, ia akan bilang “Da2n adalah sahabat aku”. Aku nggak perlu menyebutkan siapa-siapa saja sahabatku, because you know who you are (sebab kamu mengetahui siapa kamu). Buat aku, sahabat adalah orang yang menganggap aku sebagai sahabat. Kita tidak perlu menyebutkan sahabat aku adalah A, B, C, D, E. Karena 1 (satu) nama saja terlupakan, orang itu pasti akan sedih. Begitu pun sebaliknya. Kalau sahabat kamu menyebutkan nama-nama sahabatnya namun lupa untuk menyebutkan nama kamu, kamu pasti sedih. Karena itu aku cuma bisa dibilang orang-orang yang merupakan sahabatku adalah orang-orang yang menganggap aku sebagai sahabat.
Berikut adalah kutipan pernyataan dari seorang sahabat:
Seorang sahabat tetap memberi ruang gerak pribadi, privacy sebagai seorang manusia. Dan kita akan berasa dekat dengan dia walaupun nggak ketemu dan nggak kontak dalam waktu yang lama. Karena persahabatan itu pada dasarnya dari ikatan hati. Nggak bakal hilang walaupun dimensi jarak memisahkan kita. Kita harus mengakui bagaimanapun juga kita nggak bisa menghilangkan dia dari hati kita. Dan tanpa sahabat, kita nggak akan seperti sekarang ini.
“Manusia selalu hidup berkelompok. Tiada manusia yang dapat hidup dalam kesendirian. Apabila ada, maka manusia tersebut benar-benar makhluk yang malang dan hidupnya tentu tidak berwarna”
1. Sahabat adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidup ini. “We never can forgotten our friends” (Kita tidak pernah dapat melupakan sahabat-sahabat kita), kata-kata tersebut pernah terjadi di kehidupan kita walaupun kita sudah lama tidak bertemu mereka. Sahabat merupakan orang yang terbaik di dalam hidup kita siapa pun sahabat kita, asalkan sahabat kita bisa mengerti perasaan kita. Ingatlah selalu bahwa “friends will always help us in anywhere and anytime”(Para sahabat akan selalu membantu kita di mana pun dan kapan pun). Siapa pun sahabat kita dia tetaplah sahabat kita dan harus saling mengerti perasaan satu sama lain.
2. Andaikan kita bisa berpikir bijak, entah baru ato sudah lama kita kenal, semua orang adalah sahabat. Percuma juga terucap kata sahabat kalo kita hanya menginginkan manfaat baiknya saja dari orang lain. Di saat kita dibantu oleh orang lain tanpa berpikir apapun kita langsung bilang orang itu adalah sahabat, tapi saat dia melakukan sedikit kesalahan, kita langsung membencinya. Kata yang terucap dr org lain bahwa kita sahabatnya adl sebuah penghargaan lebih yg diberikan orang lain. Kenapa kita hrs tuntut orang lain untuk bilang kita adalah sahabatnya tp hanya menguntungkan satu pihak saja... Warnailah hidup kita.. "easy going.. (dgn santai = nyantai), terima semua kelebihan bahkan kekurangan orang lain. Selalu tersenyumlah pada dunia.. hidup itu indah.. semangat atuh coy!!!
3. Yang namanya sahabat itu lebih dari sekedar teman. Lebih dari sekedar berakrab-akrab ria (baik di dunia nyata atau di dunia maya = yang kadang menipu). Sahabat adalah teman yang benar-benar teman. Bukan hanya manis di mulut, bukan hanya manis di perkataan, tapi benar-benar “manis”. Manisnya bukan hanya basa-basi biar kelihatan manis, tapi serius, sungguh-sungguh dari lubuk hati yang paling dalam (ikhlas).
Duh sahabat… kapan aku bisa ketemu lagi dengan kalian ya? FB-an geura eung!!!
4. Sahabat membuat kita merasa dicintai seluruh dunia.
Sahabat tidak merasa menertawakan sahabatnya adalah hal yang lucu.
Sahabat membiarkan sahabatnya mencoba sepeda barunya.
Sahabat tidak bisa marah lama-lama pada kita.
Hanya karena ia tidak masuk tim, bukan berarti seorang sahabat tidak ikut senang kalau sahabatnya masuk.
Sahabat mau menemani ketika sahabatnya sedang dihukum orang tuanya.
Sahabat bisa mengerti kita -bahkan ketika kita sendiri tidak mengerti.
Sahabat selalu tahu apa yang perlu kita dengar, dan kapan kita tidak perlu mendengar apa-apa.
Sahabat ingat kapan ia melakukan hal yang lebih bodoh daripada yang baru kita lakukan.
Sahabat akan selalu tidur di sofa agar kita bisa tidur di tempat tidurnya.
Sahabat tidak ikut campur dalam hidup kita, tapi mereka tetap memperhatikannya.
Sahabat tidak mengukur persahabatan kita dengan waktu yang kita habiskan bersamanya.
Sahabat yang selalu tepat waktu bisa punya sahabat yang selalu terlambat,
sahabat yang sangat teratur bisa punya sahabat yang tidak pernah punya rencana,
sahabat yang selalu serius bisa punya sahabat yang selalu riang,
sahabat tidak perlu selalu serupa -kita tahu cara menikmati perbedaan kita.
Kita bisa memberitahu apa yang kita rasakan pada seorang sahabat tanpa perlu mengucapkan sepatah kata pun.
Sahabat seperti pintu yang terbuka, tapi bukan keset yang bisa diinjak.
Sahabat mengerti bila kita terlalu sedih untuk bicara… dan tahu keberadaannya bisa mengurangi kesedihan itu.
Kalau dua sahabat mempunyai ukuran baju yang sama, jumlah baju mereka berlipat dua.
Sahabat tidak menyuruh kita berhenti bersedih ketika kita sedang sedih…
mereka tidak menawarkan pemecahan untuk masalah yang tidak ingin kita pecahkan…
mereka tidak memotong pembicaraan waktu kita ingin bicara…
mereka tidak menyuruh kita memakai otak ketika kita sedang tidak masuk di akal…
mereka ikut tertawa ketika kita tidak bisa berhenti tertawa…
dan mereka mengatakan kapan kita harus berhenti berbuat konyol seperti itu.
Belanja bersama adalah ujian bagi persahabatan.
Sahabat ikut senang bila kita senang.
Waktu kita tidak punya uang, sahabat bisa mentraktir kita makan siang tanpa membuat kita merasa berhutang budi.
Sahabat bisa memberi kita hadiah tanpa mengharapkan balasan.
Sahabat-sahabat kita mungkin tidak saling menyukai seperti mereka menyukai kita.
Sahabat tidak buta terhadap kesalahan kita -tapi mereka bisa melihat ke balik kesalahan itu.
Surat dari seorang sahabat bisa mencerahkan sebuah hari.
Sahabat akan tetap tertawa mendengar lelucon kita, walaupun kita sudah mengulanginya beberapa kali.
Sahabat ingat seperti apa kita dulu, tapi tidak mengharuskan kita tetap seperti itu.
Sahabat tidak pernah bertanya, “kau apakan rambutmu?”
Sahabat tidak akan menutup telepon ketika kita memintanya menunggu.
Sahabat tidak akan menuduh kita baru belajar mengemudi, tidak peduli sekencang apa debaran jantungnya.
Sahabat senang membuat pesta kejutan untuk kita -walaupun mereka tidak tahu apa risiko yang akan mereka hadapi.
Sahabat adalah satu-satunya orang yang bisa membuat kita tertawa setelah putus cinta.
Makan di luar bersama seorang sahabat membutuhkan waktu sedikitnya tiga jam.
Sahabat- sahabat kita bisa lebih sabar dengan anak kita daripada kita sendiri.
Sahabat tahu tidak ada yang namanya kritik membangun.
Sahabat tidak tertarik dengan alasan-alasan kita -mereka tertarik pada diri kita.
Tidak ada senyum yang lebih lebar daripada senyum seorang sahabat yang membawa berita baik.
Ketika kita menawarkan agar sahabat kita yang memilih tempat makan… biasanya ia memilih restoran kesukaan kita.
Sahabat tahu apa yang membuat kita panik, dan tidak pernah memanfaatkannya.
Sahabat lebih mungkin mengembalikan uang daripada buku yang dipinjamnya.
Sahabat bisa mengatakan yang sebenarnya tanpa menyakiti.
Sahabat tidak melecehkan impian dan harapan kita.
Sahabat ingat hal-hal yang menjengkelkan kita… warna kesayangan kita… lagu yang kita sukai… dan berapa kali kita melupakan kesukaan dan kejengkelannya.
Berlibur bersama seorang sahabat bukan saja lebih menyenangkan, tapi juga lebih hemat.
Sahabat bisa mengubah pertengkaran menjadi tawa.
Ketika kita tidak yakin dengan diri kita, hubungi teman kita, karena mereka percaya pada kemampuan kita.
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menyakiti seorang sahabat… tidak ada yang lebih menyembuhkan daripada dimaafkan seorang sahabat.
Ketika sahabat pindah ke tempat lain, sebagian dari sejarah hidup kita pergi bersama mereka.
Bertemu teman lama membuat kita merasa utuh.
Dengan sahabat lama, kita bisa mengingat masa muda tanpa mencoba mencarinya kembali.
Sahabat adalah bagian terbaik dari diri kita sendiri.